Selasa, 13 Maret 2012
Senin, 20 Februari 2012
ADVERBIA
Adverbia adalah kata yang menjelaskan verba, adjektiva, atau
adverbia lain. Adverbia sangat menjelaskan
verba menyayangi, adverbia selalu menjelaskan
adjektiva senang dan adverbia hampir menjelaskan adverbia selalu.
a. Ia sangat menyayangi kucingnya.
b. Ia selalu senang mendengarkan lagu itu.
c. Mereka hampir selalu datang terlamabat.
Ciri-ciri
adverbia
1. Umumnya kata atau bagian kalimat yang
dijelaskan adverbia itu berfungsi sebagai predikat.
2. Ciri adverbia tidak hanya fungsi kata
atau bagian kalimat yang diterangakannya
tetapi juga kategorinya.
3. Adverbia yang menerangkan seluruh
kalimat.
ADVERBIA
DARI SEGI BENTUKNYA
Dari segi
bentuknya, perlu dibedakan adverbia tunggal dari adverbia gabungan.
1. Adverbia Tunggal
Adverbia tunggal dapat
dibedakan menjadi tiga macam adverbia yang berupakan kata dasar, yang berupa
kata berafiks, serta yang berupa kata ulang.
1.1 Adverbia yang Berupa Kata Dasar
Adverbia yang berupa kata
dasar hanya terdiri atas satu kata dasar.
Contoh:
baru hampir segera paling
hanya saja selalu pasti
lebih sangat senantiasa tentu
1.2 Adverbia yang Berupa Kata Berafiks
Adverbia yang berupa kata
berafiks diperoleh dengan menambahkan gabungan afiks se-nya atau afiks –nya
pada kata dasar.
1. Contoh gabungan afiks se-nya pada kata dasar:
a. Sebaiknya kita
menjaga kesehatan.
b. Kami butuh bantuan secepatnya.
2. Contoh gabungan afiks -nya pada kata dasar:
a. Kalau datang terlambat, biasanya di hukum.
b. Rasanya saya
sudah mengirim uang kemarin.
1.3 Adverbia yang Berupa Kata Ulang
Menurut
bentuknya, adverbia yang berupa kata ulang dapat diperinci lagi menjadi empat
macam, yaitu:
1. Peluangan kata dasar
a. Diam-diam dia
telah mencuri hatiku.
b. Adikku belajar berjalan pelan-pelan.
2. Peluangan kata dasar dan penambahan
afiks se-,
a. Sepandai-pandai
dosen, ia tidak boleh meremehkan mahasiswanya.
b. Sesabar-sabar
seseorang pasti bisa marah juga.
3. Peluangan kata dasar dan penambahan
sufiks -an, dan
a. Pahlawan memperjuangkan kemerdekaan mati-matian.
b. Ibuku berjualan kue kecil-kecilan di rumah.
4. Peluangan kata dasar dan penambahan
gabungan afiks se-nya.
a. Tuntutlah ilmu setinggi-tingginya.
b. Simpanlah buku itu sebaik-baiknya.
2.2 Adverbia Gabungan
Adverbia
gabungan terdiri atas dua adverbia yang berupa kata dasar. Kedua kata dasar
yang merupakan adverbia gabungan itu ada yang berdampingan dan ada pula yang
tidak berdampingan.
1. Adverbia yang berdampingan
a. Saya hampir selalu datang pagi ke kampus.
b. Dia tidak bodoh hanya saja malas belajar
2. Adverbia yang tidak berdampingan
a. Dino sangat bahagia sekali
memenangkan olimpiade.
b. Kamu hanya menceritakan pengalamanmu saja.
ADVERBIA DARI SEGI PERILAKU SINTAKTISNYA
Perilaku
sintaktis adverbia dapat dilihat berdasarkan posisinya terhadap kata atau
bagian kalimat yang dijelaskan oleh adverbia yang bersangkutan. Atas dasar itu,
dapat dibedakan empat macam posisi adverbia, yaitu:
1.
Adverbia
yang mendahului kata yang diterangkan:
a. Kelas itu sangat kotor.
b. Pertanyaannya terlalu mudah untukku.
2.
Adverbia
yang mengikuti kata yang diterangkan:
a. Mulia sekali cita-citanya.
b. Kami bercerita pengalaman saja hari ini.
3.
Adverbia
yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan:
a. Begitu pelajaran selesai, ia segera pulang.
b. Kemarin harga beras amat mahal.
4.
Adverbia
yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan:
a. Kami hanya mengikuti saja
perintahnya.
b. Saya yakin bukan dia saja pencurinya.
ADVERBIA DARI SEGI PERILAKU SEMANTISNYA
Berdasarkan
perilaku semantisnya, dapat dibedakan delapan jenis adverbia:
1.
Adverbia
Kualitatif
Adverbia Kualitatif adalah adverbia yang
menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu. Yang
termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti paling, sangat, lebih, dan kurang.
a. Saya paling suka makanan yang pedas.
b. Pelajaran IPA lebih sulit daripada pelajaran IPS.
2.
Adverbia
Kuantitatif
Adverbia Kuantitatif menggambarkan makna
yang berhubungan dengan jumlah yang termasuk adverbia ini, antara lain, kata banyak, sedikit, kira-kira, dan cukup.
a. Setiap hari banyak bayi yang lahir di dunia.
b. Tingkah laku orang itu sedikit mencurigakan.
3.
Adverbia
Liminatif
Adverbia Liminatif adalah adverbia
yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan pembatasan. Kata-kata seperti hanya, saja, dan sekadar.
a. Saya hanya mengenakan baju itu saat pesta.
b. Kami pergi liburan ke pantai saja.
4.
Adverbia
Frekuentatif
Adverbia Frekuentatif adalah adverbia
yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya
sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Kata yang tergolong adverbia ini,
misalnya: selalu, sering, jarang, dan
kadang-kadang.
a. Dia selalu melukai hatiku.
b. Saya jarang keluar rumah.
5.
Adverbia
Kewaktuan
Adverbia Kewaktuan adalah adverbia yang
menggambarkan makna yang berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang
diterangkan oleh adverbia itu. Yang termasuk adverbia kewaktuan ialah bentuk
seperti baru dan segera.
a. Saya baru selesai mengerjakan tugas.
b. Begitu mendengar suara bom, kami segera lari.
6.
Adverbia
Kecaraan
Adverbia Kecaraan adalah adverbia
yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa yang
diterangkan oleh adverbia itu berlangsung atau terjadi. Yang termasuk adverbia
kecaraan ini adalah bentuk-bentuk seperti diam-diam,
secepatnya, dan pelan-pelan.
a. Ibu belajar motor pelan-pelan.
b. Adik pergi ke pesta diam-diam.
7.
Adverbia
Kontrastif
Adverbia Kontrastif adalah adverbia
yang menggambarkan pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan
sebelumnya. Yang termasuk dalam adverbia kontrastif adalah bentuk seperti bahkan, malahan, dan justru.
a. Pemuda itu bukan pencuri justru dia yang menolongku.
b. Jangankan memberi malahan dia meminta uang itu.
8.
Adverbia
Keniscayaan
Adverbia Keniscayaan adalah adverbia
yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan kepastian tentang
berlangsungnya atau terjadinya hal atau peristiwa yang dijelaskan adverbia itu.
Yang termasuk adverbia keniscayaan adalah seperti niscaya, pasti, dan tentu.
a. Kami pasti pergi ke pestamu.
b. Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya sukses.
ADVERBIA
KONJUNGTIF
Adverbia konjungtif adalah adverbia yang menghubungkan
satu klausa atau kalimat dengan klausa atau kalimat yang lain. Contoh adverbia
konjungtif:
a.
biarpun demikian/ begitu
sekalipun demikian/ betitu
sungguhpun demikian/ begitu
walaupun demikian/ begitu
meskipun demikian/ begitu
b.
kemudian, sebuah itu, setelah itu, selanjutnya
c.
tambah pula, lagi pula, selain itu
d.
sebaliknya
e.
sesungguhnya, bahwasanya
f.
malah(an), bahkan
g.
(akan) tetapi, namun
h.
kecuali itu
i.
dengan
demikian
j.
oleh karena itu, oleh sebab itu
k.
sebelum itu
l.
bahkan
contoh:
a.
Kami
pergi belanja ke pasar. Setelah itu,
kami makan sate.
b.
Keadaannya
sudah mulai membaik. Bahkan, dia bisa
berjalan kembali.
ADVERBIA PEMBUKA WACANA
Adverbia pembuka wacana pada umumnya mengawali suatu wacana.
Hubungannya pada paragraf sebelumnya didasarkan pada makna yang terkandung pada
paragraf sebelumnya itu.
Adverbia pembuka wacana pada kelompok:
1.
masih
sering digunakan 2.
umumnya pada naskah satra lama
adapun alkisah
akan hal arkian
mengenai sebermula
dalam pada itu syahdan
ADVERBIA DAN KELAS KATA LAIN
Berdasarkan kategori bentuk dasarnya itu, adverbia tunggal
masing-masing disebut adverbia deverbal, adverbia deadjektival, advebia denominal, dan
adverbia denumeral.
1.
Adverbia
Deverbal
Adverbia Deverbal dibentuk dari dasar
yang berkategori verba. Dalam contoh berikut berikut adverbia kira-kira, sekitarnya, terlalu, dan tahu-tahu
masing-masing diturunkan dari verba tiba,
kira, lalu, dan tahu.
a. Dia terlalu peduli pada sahabatnya.
b. Ia akan pulang kira-kira seminggu lagi.
2.
Adverbia
Deadjektival
Adverbia Deadjektival diturunkan dari
adjektiva, baik melalui reduplikasi maupun afiksasi. Adverbia diam-diam, sebaiknya, sebenarnya, dan setinggi-tingginya
masing-masing diturunkan dari dasar diam,
baik, benar, dan tinggi yang
berkategori adjektif.
a. Diam-diam dia
telah membeli rumah untuk ibunya.
b. Sebaiknya kamu
berkata jujur
3.
Advebia
Denominal
Advebia Denominal dibentuk dari dasar
yang berkategori nomina. Adverbia rupanya,
agaknya, dan malam-malam dalam
contoh berikut, misalnya diturunkan dari kata rupa, agak, naga, dan malam
yang berkategori nomina.
a. Ia setiap hari pulang malam-malam.
b. Tanpa diduga rupanya dia terlibat kasus narkoba.
4.
Adverbia
Denumeral
Numeralia juga dapat membentuk
adverbia. Dalam contoh berikut ini adverbia dua-dua,
setengah-setengah, dan sedikit-sedikit,
masing-masing diturunkan dari numeralia dua,
setengah dan sedikit.
a. Jangan mencintai seseorang setengah-setengah.
b. Pak Amar sedikit-sedikit mengkritik perkataan orang itu dalam rapat.
Minggu, 12 Februari 2012
Struktur Kata
Suku kata adalah bagian kata yang
diucapkan dalam satu hembusan napas dan umumnya terdiri dari beberapa fonem.
Suku kata yang berakhir dengan vokal, (K)V, disebut suku buka dan suku kata yang berakhir dengan konsonan, (K)VK,
disebut suku tutup.
Suku kata dalam bahasa Indonesia terdiri
atas :
1.
satu
vokal,
2.
satu
vokal dan satu konsonan,
3.
satu
konsonan dan satu vokal,
4.
satu
konsonan, satu voal dan satu konsonan,
5.
satu
konsonan, satu vokal dan dua konsonan,
6.
satu
konsonan, satu vokal dan tiga konsonan,
7.
dua
konsonan dan satu vokal
8.
dua
konsonan, satu vokal dan satu konsonan,
9.
tiga
konsonan dan satu vokal,
10.
tiga
konsonan, satu vokal, dan satu konsonan, serta
11.
dua
konsonan, satu vokal, dan dua konsonan.
NO.
|
Suku Kata
|
Bahasa
Indonesia
|
Bahasa Minangkabau
|
1.
|
V
|
e, o, e-mas,
a-pi, su-a-ra, du-a, o-bat, a-tas, a-sing, i-kan, i-bu,
|
po-i,
la-i, u-rang, o-lah, a-tok, a-sok, a-po, e-lok, a-ri, a-meh, i-bo, o-lun,
a-ka, a-sa, a-leh,i-ko,
a-ti, a-bih,
|
2.
|
VK
|
ah, ih, em-pat, is-ti-lah, ab-jad, an-da,ab-di, am-bil, un-tuk, in-dah, op-tik, as-li
|
in-dak,
an-su-a, on-tok, am-bo,an-di-a,
on-tok,
|
3.
|
KV
|
di, ke, su-rat, ra-gam, da-sar, hi-dup,vo-kal, ja-rum, ka-mus, ha-rus, ma-kan, ma-ti, mi-num, da-lam, ko-lam, ba-ca, ta-di, pa-gi, pa-da, ha-ri, di-ri, se-pi
|
ce-ke,
si-kek, si-ko, ja-wi,sa-ro-wa,
ba-so, ta-ko-na, ra-nah, sa-rok,
ki-lek, ke-cek, ba-keh, co-meh, na-ga-ri,
|
4.
|
KVK
|
dan, ban, bab,
roh, bak, tes, tas, teh, lem, bar, pun,
kar-ya, ba-tas, da-pat, tan-da, ben-ca-na, su-mur, be-sar
|
nan, den, kon-cek,
lom-bok,mon-cik,
lo-lok, ke-cek,bo-dak, ba-teh,
pa-no-kok
|
5.
|
KVKK
|
yang, tang,
bank, film, tong, sang,pe-rang, pan-jang, da-tang, pu-lang, la-dang, pe-tang,
|
bong-ka,
beng-ke, ping-gan,
be-rang,
bo-nang, bong-kak, go-dang, ron-dang, po-tang
|
6.
|
KVKKK
|
korps
|
|
7.
|
KKV
|
dwi, flu, ul-tra, nya-ta, sya-rat, bu-nyi,kro-nis, kla-sik, ske-ma, ska-la, pro-ses, gra-vi-ta-si, su-nyi, nya-nyi,
|
|
8.
|
KKVK
|
gram, blok,
smes, slip, staf, stok, stan, stan-dar,
|
|
9.
|
KKKV
|
Stra-te-gi, in-stru-men, stra-to,stra-te-gis, stro-be-ri, stri-ker
|
|
10.
|
KKKVK
|
skrip-si, struk-tu-ral, in-struk-tur, skrin, stres, strok
|
|
11.
|
KKVKK
|
slang, skort,
start, sport, sling,
trans-por-ta-si
|
Minggu, 05 Februari 2012
NOMINA DAN PRONOMINA
1.
NOMINA
Dari
segi semantis, nomina adalah kata yang mengacu pada manusia, benda, dan konsep
atau pengertian. Dari segi sintaksisnya, nomina mempunyai ciri-ciri tertentu.
1.
Dalam
kalimat yang predikatnya verba, nomina cenderung menduduki fungsi subjek,
objek, atau pelengkap. Kata pekerjaan
dalam kalimat Ayah mencarikan saya pekerjaan adalah nomina.
2.
Nomina
tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak.
Kata pengingkarnya ialah bukan. Kalimat
Ayah saya guru harus dipakai kata bukan: Ayah saya bukan guru.
3.
Nomina
umumnya dapat diikuti oleh adjektiva, baik secara langsung maupun dengan
diantarai oleh kata yang. Buku adalah nomina karena dapat
bergabung menjadi buku baru atau buku yang baru.
Bagian-bagian
nomina:
1.
Nomina
Penyapa
Nomina
penyapa digunakan untuk pendengar/pembaca atau orang kedua.
2.
Nomina
Pengacu
Nomina
pengacu digunakan untuk merujuk pada orang yang dibicarakan yaitu orang ketiga.
3.
Nomina
Penjumlahan
a.
Ada
yang bisa dihitung.
Contoh:
meja
b.
Ada
yang tidak bisa dihitung.
Contoh:
pasir
2.
PRONOMINA
Dari
segi arti, pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain.
Dari segi fungsi, pronomina menduduki posisi yang umumnya diduduki oleh nomina,
seperti subjek, objek, dan predikat.
Ada
tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia, yakni(1) pronominal persona, (2) pronomina
Penunjuk, (3) pronomina penanya.
1.
Pronomina
Persona
Pronomina
persona adalah pronomina yang dipakai untuk mengacu pada orang.
No
|
Bahasa Indonesia
|
Bahasa Minagkabau
|
1.
|
saya, aku,
daku
|
awak, den,
ambo
|
2.
|
engkau, kamu,
Anda, dikau, kau-, -mu
|
kau, waang
|
3.
|
ia, dia,
beliau, -nya
|
inyo, beliau,
-nyo
|
2.
Pronomina
Penunjuk
Pronomina
penunjuk adalah pronomina yang dipakai untuk penunjuk umum dan tempat yaitu ini, itu, anu, sini dan sana.
3.
Pronomina
Penanya
Pronomina
penanya adalah pronomina yang dipakai untuk menanyakan mengenai (1) orang, (2)
barang atau (3) pilihan yaitu siapa, apa,
dan mana.
Langganan:
Postingan (Atom)